Sentani, Papuaplus.com — Sejumlah orangtua murid di SD Inpres Kehiran, Sentani, mengeluhkan kegiatan belajar yang kembali terhenti akibat pemalangan di area sekolah. Pemalangan diduga berkaitan dengan masalah lahan yang belum diselesaikan antara pihak pemilik tanah dan pemerintah.
Keluhan ini disampaikan oleh warga setempat, Jessica Ferolin Wally, yang merasa prihatin karena anak-anak di sekolah tersebut sudah dua kali mengalami libur panjang hanya dalam beberapa bulan terakhir.
“Mulai dari ajaran baru tahun ini, sekolah SD Inpres Kehiran sudah libur dua kali dalam bulan yang berbeda. Yang pertama itu sampai satu bulan anak-anak tidak sekolah, dan bulan ini lagi sudah mau masuk satu minggu anak-anak tidak sekolah,” kata Jessica, Senin (28/10/2025).
Jessica berharap pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa tanah dapat mengedepankan kepentingan anak-anak dan dunia pendidikan. Ia juga meminta pemerintah segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Harapan kami orangtua, mereka bisa kembali sekolah lagi, karena kami kasihan dengan anak-anak kami yang hanya bermain dan pastinya ketinggalan sekali mata pelajaran. Tolong bagi pihak yang punya hak tanah, sedikit mengerti dengan keadaan ini. Jangan karena uang tanah kita korbankan masa depan anak-anak kita,” ujarnya.
Pemalangan Berdampak pada Aktivitas Belajar
Akibat pemalangan itu, proses belajar mengajar di SD Inpres Kehiran terhenti total. Sejumlah orangtua bahkan khawatir anak-anak mereka akan tertinggal jauh dari sekolah-sekolah lain di Kabupaten Jayapura.
“Haruskah anak-anak kami libur terus karena masalah tanah? Kasihani kami, kami perlu pendidikan yang efektif. Kami hanya manusia kecil yang tidak bisa menyelesaikan masalah tanah, kami hanya mau sekolah,” tambah Jessica.
Warga berharap Pemerintah Kabupaten Jayapura maupun pihak Dinas Pendidikan segera mengambil langkah konkret agar kegiatan belajar di SD Inpres Kehiran bisa kembali normal.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah daerah terkait upaya penyelesaian sengketa lahan yang menyebabkan terhentinya aktivitas di sekolah tersebut.
